Langsung ke konten utama

PRINSIP DASAR EPISTIMOLOGI ISLAM (Al-Qur’an Sebagai Salah Satu Sumber Ilmu Pengetahuan)



PRINSIP DASAR EPISTIMOLOGI ISLAM
(Al-Qur’an Sebagai Salah Satu Sumber Ilmu Pengetahuan)
Desti Widiana (1640110033)
Kata Al-Quran diambil dari akar kata qara’a yang berarti mengumpulkan menadi satu. Qara’a berarti juga membaca atau menuturkan, karena dalam pembacaan atau penuturan, huruf-huruf dan kata-kata dihimpun dan disusun dalam susunan tertentu. Menurut para ahli yang lai, dinamakan al-qur’an karena di dalamnya terhimpun hasil-hasil dari semua kitab-kitab Allah. Al-Qur’an juga berarti suatu buku yang harus dibaca, sebagaimana tersimpul dari pernyataan Rasulullah, bahwa Al-Qur’an itu adalah buku bacaan yang tersebar luas di suluruh dunia.
            Al-qur’an itu dinamakan al-kitab yang berarti tulisan yang lengkap tentang sesuatu berarti pula peraturan, penetapan. Al-furqan berarti membedakan antara yang benar dan yang salah, antara yang sebenarnya dan yang palsu. Al-dzikra, Al-Tadzkirah, berarti pengingatan atau sumber keutamaan dan keagungan bagi manusia dan lainnya. Jadi Al-Qur’an itu adalah kesatuan dari peraturan dan keterangan yang menjadi landasan bagi manusia dalam mengembangkan dini menjadi yang paling baik sehingga mencapai derajat yang tinggi dan bahagia.
Sebagian nama-nama tersebut, memperlihatkan fungsi-fungsi Al-Qur’an sudut isi atau substansifungsi Al-Qur’an sebagai tersurat dalam nama-namanya adaah sebagai berikut:
  1.  Al-huda (petunjuk) Dalam al-qur’an terdapat tiga kategori tentang posisi al-qur’an sebagai petunjuk. Pertama, petunuk bagi umat manusia secara umum. Allah berfirman, “Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkanya al-qur’an yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu...” (Q.S. al-Baqarah [2]: 185). Kedua, al-qur’an adlah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Allah berfirman “Kitab al-Qur’an ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 2) bahwa al-qur’an berfungsi sebagai petunjuk bagi orang-orang takwa dielaskan pula dalam ayat lainnya. Antara alain surat Ali Imran [3] ayat 138. Ketiga, petunjuk bagi orang-orang beriman. Allah berfirman “...katakanlah: Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang beriman...” (Q.S. Fushshilat [41]: 44). Begitu juga dalam surat Yunus [10] ayat 57
  2.  Al-furqon (pemisah) Al-qur’an membedakan dan bahka memisahkan antara yang hak dan yang batil, atau anatara yang benar dan yang salah. Allah berfirman “Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkanya Al-Qur’an yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu...” (Q.S. al-Baqarah [2]: 185).
  3.  Al-syifa (obat) Al-Qur-An berfungsi sebagai obat bagi penyakit-penyakit yang ada dalam dada sperti penyakit psikologis. Allah berfirmaan, “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelaaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada...” (Q.S. Yunus [10]:57 
  4. Al-mau’izhah (nasihat) Al-qur’an berfungsi sebagai nasihat bagi orang-orang bertakwa. Allah berfirman, “Al-Qur’an ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Ali Imran [3]: 138)
Demikianlah fungsi Al-Qur’an yang diambil dari nama-namanya yang difirmankan Allah dalam al-qur’an. Sedngkan, fungsi Al-Qur’an dari pengalaman dan penghayatan terhdap isinya bergantung pada kualitas ketakwaan individu yang bersnagkutan. 
Masih denga mempertimbangkan nama-nama Al-Qur’an, dapat ditangkap kesamaan yang pada akhirnya ulama menyebutnya sebagai hakikat Al-Qur’an, yaitu merupakan wahyu atau kalam Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Isinya penuh dengan ilmu yang terbebas dari keraguan (Q.S. al-Baqarah [2]:2), kecurangan (Q.S. al-Naml [27]: 1), pertentangan (Q.S. al-Nisa [4]: 82), dan kejahilan (Q.S. al-Syu’ara [26]: 210). Al-Qur’an juga merupakan penjelmaan dari kebenaran, keseimbangan pemikiranda karunia. (Q.S. al-An’am [6]: 155)
Sebagai kitab suci terakhir, Al-Qur’an merupakan miniatur alam raya yang memuat segala disiplin ilmu dan penyelesaian permasalahan sepanang hidup manusia. Al-quran merupakan wahyu Allah yang agung dan bacaan mulia serta dapat dituntut kebenarannya oleh siapa saja, sekalipun akan menghadapi tantangan kemajuan ilmu pengetahuan yang semakin canggih (sophisticated).
Al-Qur’an tidak diturunkan secara sekaligus, tetapi melalui tahapan-tahapan tertentu secara periodik, sedikit demi sedikit dan ayat demi ayat. Hikmah pewahyuan semacam ini ini untuk memberikan pemahaman bahwa setiap ayat al-Qur’an tidak hampa sosial. Pewahyuan bergantung pada lingkup dan persoalan-persoalan kemasyarakatan. Dari aspek ini, sebagian ayat al-qur’an merupakan awaban terhadap berbagai persoalan sosial yang melanda kehidupan manusia. Tenggang waktu pewahyuan berlangsung selama kurang lebih 23 tahun yang secara geografis terbagi menjadi dua fase. Pertama, ketika Nabi Muhammad SAW berada di Kota Mekah sebelum berhijrah ke Madinah, yaitu selama 13 tahun. Kedua, ketika Nabi Muhammad SAW berada di Madinah, yaitu selama 10 tahun. Pendapat ini umumnya dipegang oleh para ulama ‘ulum al-Qur’an.
Al-qur’an al-Karim diturunkan kepada Nabi Muhammad yang ummi, yang tidak bisa membaca dan tak dapat menulis, di dalamnya terdapat ayat-ayat yang jelas bagi kaum yang mau menggunakan akalnya. Al-qur’am tidak meninggalkan yang kecil apalagi yang besar kecuali mencatatnya, bahkan memperhatikan segala hal pada wilayah keraaannya baik secara zhahir maupun batin, memaparkan dalil tentangnya. Tiada satu pun perkara baru yang diperbuat manusia. Demikian pula ilmu pengetahuan manusia kecuali pasti ada dalilnya di dalam al-Furqa (al-Qur’an)
وَنَزَّلۡنَا عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ تِبۡيَٰنٗا لِّكُلِّ شَيۡءٖ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٗ وَبُشۡرَىٰ لِلۡمُسۡلِمِينَ ٨٩
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (An-Nahl ayat 89)
وَلَقَدۡ صَرَّفۡنَا فِي هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ لِلنَّاسِ مِن كُلِّ مَثَلٖۚ وَكَانَ ٱلۡإِنسَٰنُ أَكۡثَرَ شَيۡءٖ جَدَلٗا ٥٤
“Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah” (Al-Kahf ayat 54)
            Manusia akan memperoleh kejelasan tentang hal itu dengan kemajuan ilmu pengetahuannya, ijtihadnya, dam pertambahan pengetahuan dan ilmunya terhadap alam semesta, menurut kemampuan masing-masing dan sesuai zamannya sendiri-sendiri. Agar semua manusia mau melakukan tadabur untuk mengungkap rahasia alam, karakternya, keistimewaannya, dan hakikatnya diperlukan kemauan melakukan konservasi, kemauan mengamati dan ilmu. Karena itulah al-Qur’an al-Karim menghasung umat manusia untuk mendalami ilmu dan memikirkan ciptaan Allah serta ayat-ayatNya, sampai keyakinan bahwa Allah mengutamakan ilmu dengan melindunginya secara khusus. Allah mengulang penyeutan ilmu, baik secara lafzhiyah maupun musytaq (derivatif)nya sebanyak kurnag lebih 580 kali dalam al-Qur’an, merangkaikannya dengan sifat-Nya Jalla Jalaluhu sebanyak sekitar 162 kali.
            Al-Qur’an menduduki titik puncak kepustakaan Arab yang selam ini belum pernah dicapai oleh buku apapun. Tidak ada buku yang selama tiga belas abad lebih tetap menadi standar bagi bahasa yang dipergunakan dalam menulis buku, dan yang tersebar ke sulurh penjuru dunia dalam dalam keasliannya. Segi lain yang menempatkan al-Qur’an pada puncak kemuliaan yang tidak terdapat pada buku-buku lainnya, yaitu al-Qur’an melontarkan cahaya benderang yang menjadi landasan semua agama, yaitu adanya dan Esanya Allah, pembalasan terhadap kebaikan dan keburukan, hidup setelah mati, surga dan neraka, wahyu, dan lain sebagainya. Al-Qur’an telah memberikan suatu pemecahan terhadap problem-problem hidup yang paling pelik seperti embagian kekayaan, problem seks dan berbagai problem lain yang menentukan kebahagiaan dan kemauan manusia. Beratus-ratus topik yang dibahas baik berkenaan dengan dengan eksistensi kejiwaan maupun kehidupan kebendaan dalam masa hidup di dunia ini, semuanya dibahas degan menggunakan metode argumentasi dan keyakinan-keyakinan yang dihidangkan dengan argume-argumen dan bukan dengan dogma.
            Sebagai contoh hubungan al-Qur’an dengan ilmu hewan misalnya, daging merupakan protein hewani, berarti termasuk zat pembangun. Di samping itu, sebaian besar hewan banyak mengandung lemak yang merupakan zat pembakar, bahkan lebih jauh lagi daging ikan uga banyak mengandung mineral dan vitamin yang juga merupakan zat pengatur. Begitu lengkapnya manfaat daging bagi manusia, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat Thaahaa ayat 54 dan surat Al-An’aam ayat 142
كُلُواْ وَٱرۡعَوۡاْ أَنۡعَٰمَكُمۡۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلنُّهَىٰ ٥٤
“Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal”
وَمِنَ ٱلۡأَنۡعَٰمِ حَمُولَةٗ وَفَرۡشٗاۚ كُلُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ ١٤٢
“Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”
            Alam semesta yang kita hidup di dalamnya sejatinya adalah kitab Allah yang dapat dilihat, ilmu membimbing kita untuk menyingkap rahasianya. Sedangkan al-Qur’an al-Karim adalah kitab Allah yang dapat dibaca. Kalamullah Jalla Jalaluhu pasti selaras dengan kemuliaan ciptaanNya. Demekian al-Qur’an dan ilmu bertemu di satu titik.
           
DAFTAR PUSTAKA
Akmal Hawi, Dasar-Dasar Studi Islam, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014.
Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012.
Innu kencana syafiie, Al-Qur’an adalah Filsafat, PT Perca, Jakarta, 2003.
Jamaluddin Mahran dan Abdul ‘Azhim Hafna Mubasyir, Al-Qur’an Bertutur Tentang Makanan Dan Obat-Obatan, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 2005.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKNIK KONSELING KOGNITIF (Contoh Teknik Cognitive Restructuring dan Teknik Self-Talk)

 TEKNIK KONSELING KOGNITIF (Contoh Teknik Cognitive Restructuring dan Teknik Self-Talk) Disusun Guna Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah: Teknik Layanan Bki Dosen Pengampu: yuliatun S.Ag, M.Si Disusun oleh: 1.       Rin Ismiyati                (1640110005) 2.       Hesti Pujiningtyas       (1640110011) 3.       Villayanti Futika Sari (1640110023) 4.       Desti Widiana             (1640110033)   INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TAHUN 2018

CARA MEMBUAT KTM UNTUK MAHASISWA IAIN KUDUS

Cara Membuat KTM untuk Mahasiswa IAIN Kudus Assalamualaikum, MasyaAllah lama sekali yah saya tidak menulis. Alhamdulillah akhirnya saya menulis lagi. Wkwkwk.  Kali ini saya akan membagikan informasi yang menarik. Yaitu adalah bagimana cara membuat KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) yang hilang atau rusak milik kamu yang kuliah di  IAIN Kudus. berikut

METODE DAKWAH KONTEMPORER

MAKALAH METODE DAKWAH KONTEMPORER Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodelogi Dakwah Dosen Pengampu: H. Zaenal Khafidin, M.Ag. Disusun oleh: 1.       Alfina Rahmawati         (1640110002) 2.       Yatman                          (1640110013) 3.       Villayanti Futika Sari    (1640110023) 4.       Desti Widiana                (1640110033) JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI PRODI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS TAHUN 2017