Langsung ke konten utama

TEKNIK KONSELING KOGNITIF (Contoh Teknik Cognitive Restructuring dan Teknik Self-Talk)

 TEKNIK KONSELING KOGNITIF(Contoh Teknik Cognitive Restructuring dan Teknik Self-Talk)

Disusun Guna Memenuhi Tugas UAS
Mata Kuliah: Teknik Layanan Bki
Dosen Pengampu: yuliatun S.Ag, M.Si
Disusun oleh:
1.      Rin Ismiyati                (1640110005)
2.      Hesti Pujiningtyas       (1640110011)
3.      Villayanti Futika Sari (1640110023)
4.      Desti Widiana             (1640110033)
 

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI
BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
TAHUN 2018

1.      Contoh Teknik Cognitive Restructuring

Siswi kelas XI-IPA-2, bersekolah di SMA ... seorang siswa yang terkenal ceria dan humoris baik kepada teman pria maupun wanita. Sebut saja dia Hesti. Hesti dahulu mempunyai pacar yang bernama Andre tetapi ketika sudah beranjak kelas 2 SMA mereka berpisah. Andre menghianati Hesti begitu saja. Sejak kejadian itu Hesti suka murung, menjadi pendiam di kelas dan tidak bisa ceria seperti dulu lagi, sampai-sampai dia sekarang mulai jarang berteman lagi dengan teman-temannya khususnya laki-laki karena Hesti berfikir bahwa semua laki-laki itu sama saja hanya bisa mengecewakan dan menyakiti hati perempuan. Oleh karena itu Hesti ingin mengkonsultasikan masalahnya dengan Guru Bimbingan dan Konseling.

Hesti:
Assalamu’alaikum bu.....selamat pagi.
Konselor:
Wa’alaikumsalam. Iya selamat pagi, mari silahkan duduk.
Hesti:
Iya terimakasih bu.
Konselor :
Ohh ya, bagaimana kabarmu, baik?
Hesti:
Sebenarnya saya merasa kurang baik bu.
Konselor :
Eeemmm....kalau ibu tidak salah kamu Hesti kan anak kelas XI-IPA-2 yang terkenal pandai itu?
Hesti :
Iya benar bu. Ibu kok bisa tahu nama saya?
Konselor :
Iya ibu tahu apalagi dengan murid ibu sendiri, yang terkenal pandai dan sering dibicarakan oleh guru-guru di sekolah.
Hesti :
Aaaahhh ibu bisa aja.
Konselor :
Ohh ya. Tadi Hesti mengatakan bahwa Hesti merasa kurang baik. Memangnya kurang baik bagaimana Hes?
Hesti :
Sebelumnya terima kasih atas waktunya bu. Sebenarnya saya ingin bercerita tetapi saya bingung harus bercerita dari mana.
Konselor :
Baiklah Hes, sebelum kita menyelesaikan masalah ini, apakah Hesti sudah pernah melakukan proses konseling sebelumnya?
Hesti :
Tidak bu.
Konselor :
Baiklah... ibu akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu proses konseling. Proses konseling adalah suatu layanan secara profesional dalam bentuk tatap muka untuk membantu konseli yang bermasalah dan di dalam proses konseling tersebut pula ada azas-azas yang perlu dipatuhi
1.      Asas kerahasiaan. Jadi Hesti tidak perlu khawatir untuk terbuka dan menceritakan permasalahan Hesti kepada ibu, karena yang tahu permasalahan ini hanya si konseli dan konselor dan jika ada orang lain yang tahu tentang masalah ini pastinya harus ada persetujuan dari Hesti dulu jadi Hesti tidak perlu takut.
2.      Asas kesukarelaan jadi konseli sukarela menceritakan permasalahannya kepada ibu tanpa ada paksaan dan tekanan.
3.      Asas yang ketiga adalah asas keterbukaan, jadi disini konseli secara terbuka untuk menceritakan semua permasalahan Hesti kepada ibu tanpa ada yang ditutupi pada ibu.
4.      Dan masih banyak lagi asas-asas yang lainnya.
Proses konseling ini kita dibatasi waktu berkisar 45-60 Menit. Dan hal penting juga yang harus Hesti tahu bahwa dalam hasil proses Konseling ini konselilah yang bertanggung jawab dalam keputusan yang diambil guna menyelesaikan permasalahannya, konselor hanya sekedar membantu dalam menangani masalah yang dialami konseli.
Hesti :
Oohhh jadi seperti itu ya bu proses konseling. Sekarang saya sudah paham bu.
Konselor :
Alhamdulillah jika Hesti sudah paham. Hesti bisa ceritakan kepada ibu tentang masalah yang Hesti hadapi saat ini?
Hesti :
Sebenarnya gini bu, saya punya masalah dengan mantan pacar saya bu.
Konselor :
Baiklah Hes..ibu sangat memahami permasalahan yang dihadapi Hes. Jadi disini Hesti mempunyai masalah dengan mantan pacar Hesti seperti itu ya?
Hesti :
                        Ya bu.
Konselor :
Baiklah Hesti bisa menceritakan masalah yang dihadapi Hesti tentang mantan pacar Hesti tersebut?
Hesti :
Baik bu, kami sudah berpacaran lebih dari 2 tahun dan sejak1 minggu kemarin saya putus dengan pacar saya.
Konselor :
Hmmmmmm iya teruskan bercerita Hes.
Hesti :
Ketika saya sudah putus dengan pacar saya, hidup saya seperti hampa dan sangat merasa kehilangan yang begitu berat. Saya merasa sakit hati kepada mantan saya bu.
Konselor :
Kira-kira kalau boleh ibu tahu, apa yang membuat Hesti begitu sakit hati dengan cowok di masa lalunya Hesti?
Hesti :
Iya bu, jadi dahulu mantan saya pernah berselingkuh di belakang saya. Dia meninggalkan saya begitu saja. Dia laki-laki yang pembohong, apa yang dia janjikan ternyata semuanya palsu. Kenapa hidup ini terasa berat bagi saya?
Konselor :
Emmmmhh, Hesti mengatakan bahwa hidup Hesti terasa berat. Bisakah Hesti jelaskan maksud dari perkataan Hesti tersebut?
Hesti :
Iyaa bu, saya merasa masalah ini menjadi beban bagi saya. Hingga sekarang saya ingin sendiri dan menjadi orang yang pendiam. Saya berfikir semua laki-laki itu sama saja bu.
Konselor :
Alasan apa yang membuat Hesti beranggapan semua laki-laki itu sama?
Hesti :
Iya bu, memang semua laki-laki itu sama saja seperti mantan saya hanya bisa mengecewakan perempuan saja. Jadi saya sekarang sudah jarang berteman dengan laki-laki lagi bu dan sudah tidak percaya lagi dengan semua laki-laki. Hal itu membuat saya takut untuk membuka hati kepada laki-laki lain. Seandainya saya tidak bertemu dengan mantan saya, mungkin saya tidak akan seperti ini.
Konselor :
Nampaknya Hesti mempunyai pemikiran bahwa, jika Hesti tidak mengenal kekasih dimasa lalunya Hesti. Hesti tidak akan menjadi seperti ini?
Hesti :
Iyaa bu, saya benci sekali dengan mantan hingga saya juga menjauh dari teman-teman laki-laki di kelas saya bu. Memangnya salah saya apa bu. Hingga dia tega memperlakukan saya seperti ini.
Konselor :
Baiklah, terus apa yang Hesti inginkan dalam proses konseling ini?
Hesti:
Saya ingin menyelesaikan masalah ini bu. Apakah saya salah jika saya berfikir bahwa semua laki-laki itu tidak bisa dipercaya saya bingung bu!
Konselor:
Baiklah, jadi masalah yang Hesti hadapi saat ini adalah Hesti merasa tidak percaya lagi dengan laki-laki dan takut untuk berteman dengan laki-laki lain karena Hesti menganggap semua laki-laki itu sama saja seperti yang dimasa lalunya Hesti hanya menyakiti dan mengecewakan perempuan. Benar begitu?
Hesti:
                        Iyaa, bu benar begitu.
Konselor:

Baiklah hesti. Dalam masalah yang dihadapi Hesti saat ini ibu bentu dengan strategi Restructuring Kognitif karena tampaknyaHesti banyak berpikir negatif terhadap teman-teman laki-laki Hesti. Apakah kamu tahu restructuring kognitif?

Hesti:
Tidak bu.
Konselor:
Restructuring Kognitif itu adalah Hesti belajar mengubah pikiran negative menjadi positif. Contohnya Hesti yang merasa berpikir negative tentang teman-teman laki-lakinya. Hesti yang menganggap semua laki-laki itu sama saja hanya menyakiti dan mengecewakan hati perempuan. Pikiran tersebut harus dirubah karena tidak semua laki-laki itu seperti mantannya Hesti.
Hesti:
Oww jadi seperti itu ya bu strategi Restructuring Kognitif, iya bu saya bingung dengan pemikiran saya yang selalu berpikiran negative seperti ini bu.
Konselor:
Iya Hesti dan dalam proses konseling ini ibu akan mempergunakan strategi ini untuk membantu menyelesaikan masalah Hesti. Apakah Hesti setuju?
Hesti:
Iya bu, saya setuju.
Konselor:
Ibu mau menanyakan menurut Hesti apakah setiap laki-laki itu sama? Baik dari segi fisik maupun sifatnya?
Hesti:
Kalau menurut saya jelas beda lah bu
Konselor:
Kira-kira menurut Hesti, apa yang membedakan mantan Hesti dengan teman-teman laki-laki Hesti selama ini?
Hesti:
Yaa tentu beda lah bu. Mantan saya mengecewakan saya sedangkan teman-teman saya itu enak diajak bercanda atau ngobrol bareng bu…
Konselor:
Eeemmmmmm begitu. Sekarang yang perlu Hesti ketahui bahwa mantan Hesti tetaplah adalah mantan Hesti, dan teman-temann laki-laki Hesti tetap menjadi teman laki-laki Hesti. Mereka saling berbeda baik fisik maupun sifat mereka. Jadi apa yang dilakukan mantan pacar dimasa lalunya Hesti akan berbeda dengan apa yang dilakukan teman laki-laki Hesti saat ini.
Hesti:
Iya bu, saya sadar bahwa mereka memang berbeda. Saya terlalu berpikir negative.
Konselor:
Coba pikirkan jika Hesti tetap dalam masalah ini dan selalu berpikiran negative thingking apakah Hesti bisa menjadi orang yang lebih baik lagi?
Hesti:
Tidak bu… saya harus berubahhh!
Konselor:
Perubahan seperti apa. Bisa Hesti jelaskan?
Hesti:
Saya harus berusaha untuk tidak lagi berpikiran negative tentang teman-teman saya dan saya harus berpikiran positif bahwa tidak semua teman laki-laki yang saya kenal eperti mantan pacar saya.
Konselor:
Alhamdulillah kalau Hesti bisa mau berubah dan menjadi orang yang lebih baik lagi ibu akan selalu mendukung Hesti. Tetapi apakah Hesti tidak menyesal dengan keputusan yang Hesti ambil?
Hesti:
Tidak bu, saya tidak pernah menyesal. Saya sadar harus berubah bu.
Konselor:
Bagus sekali Hesti, jika Hesti sudah menemukan pikiran positif dari teman-teman Hesti lalu mulailah untuk berkomunikasi lagi dengan teman-temannya Hesti khususnya teman Hesti yang Laki-laki apa Hesti bisa?
Hesti:
Iya bu, saya yakin bisa.
Konselor:
Baiklah hari ini Hesti sudah bisa menyelesaikan masalah Hesti sendiri dan sudah bisa berpikir positif dari yang berpikir negative tentang teman-teman Hesti di karenakan kekasih Hesti yang pernah membuat kecewa dan menganggap semua laki-laki itu sama dengan mantan pacar Hesti hanya menyakiti dan mengecewakan perempuan, namun sekarang Hesti sudah mau berubah dari pemikiran Hesti yang salah tersebut menjadi pemikiran yang positif. Kemudian sekarang Hesti mempunyai niat untuk berteman dan berkomunikasi kembali serta saling bercanda bersama dengan teman-teman.
Hesti:
Iya buu…. Terima kasih bu.
Konselor:
Bagaimana persaan Hesti saat ini?
Hesti:
Saya merasa lebih lega bu dan saya tahu apa yang harus saya lakukan… berkat bantuan ibu. Terima ksih sekali lagi bu!
Konselor:
Iya sama-sama Hesti. Baiklah kalau begitu, nampaknya kita sudahi berbincang bincang sekitar 10 menit, bagaimana jika pertemuan ini diakhiri saja?
Hesti:
Iya bu terima kasih… kalau begitu saya permisi dulu ya bu. Assalamualaikum.
Konselor:
Iya sama-sama Hesti, silahkan. Waalaikumsalam.

2.      Contoh Teknik Self-Talk

Diana adalah seorang siswi SMA berumur 17 tahun yang menderita fobia ujian.
Konselor:
Sekitar satu atau dua bulan yang lalu kita telah berbicara tentang bagaimana Anda kadang-kadang memiliki beberapa ketakutan atau kecemasan yang berkaitan dengan pengetesan, tes, menjalani tes, dan semacamnya. Coba ceritakan kepada saya tentang hal tersebut agar saya lebih memahami tentang apa yang terjadi dengan Anda dalam situasi-situasi semacam itu.
Diana:
Em.. saya menjadi benar-benar gugup sebelum menjalani ujian dan kondisi seperti itu mempengaruhi kinerja saya, karena saya sangat cemas.
Konselor:
Anda mengatakan kalau itu mempengaruhi kinerja pada tes-tes yang Anda jalani. Apa yang diana maksud?
Diana:
Saya mengatakan seperti itu karena memang saya begitu khawatir.
Konselor:
Apa pikiran yang terlintas di kepala Anda tiap kali merasa khawatir dan berpikir bahwa Anda tidak akan berhasil?
Diana:
“Ya Allah! Bagaimana kalau saya tidak berhasil?” em, apa yang akan terjadi jika saya tidak bisa bekerja dengan baik, bagaimana hasilnya, dan hal-hal semacam itu.
Konselor:
Apakah Anda mengatakan sesuatu kepada diri Anda sendiri? Apakah anda melakukan percakapan dalam pikiran Anda?
Diana:
Saya katakan kepada diri sendiri untuk tenang.
Konselor:
Anda mengatakan kepada diri Anda sendiri untuk tenang. Apakah Anda juga mengatakan hal-hal lain, hal-hal yang kadang-kadang justru membuat Anda semakin cemas dan gugup?
Diana:
Saya akan mengatakan kepada diri saya sendiri, Anda harus bekerja dengan baik, kalau tidak Anda akan mendapat masalah besar.
Konselor:
Kalau tidak akan mendapat masalah besar, apa masalah besar itu?
Diana:
Masalah besar berarti misalnya saya tidak akan bisa mendapatkan perguruan tinggi yang baik, saya tidak lulus, dan semacamnya.
Konselor:
Ketika Anda mengatakan hal-hal semacam itu kepada diri Anda sendiri, bagaimana perasaan Anda?
Diana:
Buruk.
Konselor:
Apakah Anda juga merasakan ada sesuatu yang terjadi dalam tubuh Anda?
Diana:
Perut saya, leher.
Konselor:
Tempat lain?
Diana:
Tidak.
Konselor:
Jadi, kupu-kupu dalam perut dan sakit di leher?
Diana:
Ya
Konselor:
Salah satu tugas yang saya berikan kepada Anda sebelum datang ke sesi hari ini adalah menuliskan beberapa hal yang mungkin dapat Anda katakan kepada diri Anda sendiri ketika Anda merasa cemas dan gugup. Kami menyebutnya cognitive self-talk. Yang dimaksud adalah ketika anda berfikir dalam pikiran Anda sendiri dan mengatakan berbagai hal kepada diri Anda sendiri. Oleh karena Anda bisa memikirkan hal-hal negatif, kejam, dan menyakitkan. Bahkan Anda mulai merasakan perasaan tidak nyaman di perut dan mulai merasakan ketegangan di leher. Atau Anda bisa memikirkan hal-hal yang positif dan bersikap tegas.
Diana:
Betul
Konselor:
Dan jika Anda memikirkan hal-hal yang positif dan bersikap tegas maka mustahil untuk memikirkan tentang...
Diana:
Hal-hal buruk.
Konselor:
Hal-hal buruk. Benar, dan kita menyebutnya reciprocal inhibition, pada dasarnya hal itu berarti bahwa Anda tidak mungkin melakukan dua hal yang berlawanan diwaktu yang sama.  Jadi, kalau Anda memikirkan hal-hal positif yang membangkitkan semangat. Anda tidak mungkin memikirkan hal-hal negatif yang menyakitkan.
Diana:
Oke
Konselor:
Jadi, satu hal yang ingin Anda melakukannya adalah berbagi dengan saya tentang beberapa hal yang bisa katakan pada diri Anda sendiri, tetapi bukan “Aku lebih baik bekerja dengan baik, kalau tidak aku akan mendapat masalah besar atau tidak bisa mendapatkan perguruan tinggi yang bagus,” pikiran semacam ini benar-benar bisa membuat Anda cemas dan khawatir. Jadi, hal-hal apa yang bisa Anda katakan? (pada saat itu, Diana memasukkan tangannya ke saku dan menarik  keluar selembar kertas dengan frasa-frasa self-talk tertulis di atasnya) Ah, Anda sudah menuliskannya.
Diana:
Saya menuliskannya untuk PR.
Konselor:
Saya lihat Anda sangat serius menghadapi masalah ini, dan saya benar-benar menghargai usaha Anda sejauh ini. Apa yang tertulis di kertas itu?
Diana:
Emmm, saya katakan kepada diri saya sendiri hal-hal seperti, jangan khawatir karena pada akhirnya semuanya akan berjalan dengan baik jadi tidak ada gunanya menjadi stres tentang hal itu.
konselor:
(Menuliskan frasa-frasa itu). Jangan khawatir dan tidak ada gunanya stres. Ada yang lain?
Diana:
Saya mengatakan kepada diri saya sendiri untuk mengambil nafas panjang dan rileks.
Konselor:
Bagus, nafas panjang dan rileks. Pernahkah Anda mengambil nafas panjang?
Diana:
Beberapa kali. Kalau saya benar-benar merasa gagup, saya akan melakukanya.
Konselor:
Bagaimana rasanya?
Diana:
Berhasil..
Konselor:
Oke, bersandarlah di kursi Anda dan tutuplah mata anda. Ucapkan keras-keras hal-hal yang biasa anda katakan, seperti “Aku harus bisa masuk perguruan tinggi yang baik,” dan semacamnya, dan aku ingin kau merasakan ketegangan dalam tubuhmu .... (berhenti selama lebih kurang 15 detik). Sekarang saya ingin Anda mengatakan  hal-hal yang menyenangkan dan membuat rileks ini kepada diri Anda sendiri. Saya ingin Anda mengatakan, “Jangan khawatir, karena segala sesuatunya akan berjalan dengan baik, jangan menjadi stres, ambil nafas panjang, dan rileks.” (berhenti selama setengah menit) Bagaimana rasanya?.
Diana:
Cukup baik. Saya berhenti merasa sangat gugup dan merasa lebih positif, rasanya seperti saya akan bisa melakukannya tanpa merasa ketakutan. Saya bertanya-tanya apakah ini akan berhasil di kelas ...
Konselor:
Bagus. Jadi, apa yang Anda temukan adalah ketika Anda memikirkan hal-hal buruk dan kejam tentang bagaimana hidup Anda akan berakhir jika Anda tidak mendapatkan nilai bagus pada saat ujian, maka Anda akan merasa benar-benar cemas dan stres. Akan tetapi, jika Anda memikirkan tentang hal-hal yang menenangkan dan membuat rileks, dan saya bisa melihat Anda benar-benar menarik nafas panjang ketika anda mengatakan itu kepada diri Anda sendiri, lalu Anda akan merasa lebih baik dan rileks.
Diana:
Ah-ha
Konselor:
Bagus, proses itu tadi disebut self-talk dan hal itu didasarkan pada prinsip reciprocal inhibition, yang sekali lagi berarti bahwa Anda tidak mungkin memikirkan hal-hal buruk dan hal-hal yang menyenangkan dan membuat rileks di waktu yang sama. Jadi, Anda memblokir semua hal buruk yang terlintas di benak Anda. Semua hal yang menyakitkan dan membuat stres yang Anda katakan kepada diri sendiri, Anda blokir dengan semua frasa yang menenangkan dan membuat rileks ini dan itu adalah cara yang sangat membantu untuk membuat Anda terbebas dari stres. Hal ini juga merupakan cara yang sangat membantu untuk menenangkan diri sehingga bisa fokus dan menyelesaikan apa yang perlu Anda selesaikan. Untuk pekerjaan rumah, saya ingin Anda mempraktikkan self-talk positif lima kali sehari, masing-masing paling tidak selama satu menit, setiap hari, sampai saya bertemu dengan Anda lagi minggu depan. Bagi waktunya sedemikian rupa sehingga Anda mengerjakan satu atau dua latihan di pagi hari, di siang hari, dan di malam hari ...
Diana:
Iya terima kasih, kalau seperti itu saya permisi. Assalamualaikum..
Konselor:

Waalaikumsalam..



DAFTAR PUSTAKA
Bradley T. Erford. 40 Teknik yang Harus Diketahui Setiap Konselor. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2016.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

METODE DAKWAH KONTEMPORER

MAKALAH METODE DAKWAH KONTEMPORER Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodelogi Dakwah Dosen Pengampu: H. Zaenal Khafidin, M.Ag. Disusun oleh: 1.       Alfina Rahmawati         (1640110002) 2.       Yatman                          (1640110013) 3.       Villayanti Futika Sari    (1640110023) 4.       Desti Widiana                (1640110033) JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI PRODI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS TAHUN 2017

PROSPEK KERJA JIKA MASUK JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

Kalian yang bingung dengan jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam jangan khawatir karena disini saya akan sedikit memberi gambaran dari beberapa sumber mengenai prospek kerja jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, dan jangan takut masuk di jurusan ini karena ini jurusan tidak kalah dengan jurusan yang lain kok. Asal kalian bersungguh-sungguh dan waw deh. hehe. Tujuan Jurusan BPI Jurusan BPI siap mencetak tenaga-tenaga professional sebagai Pembimbing, Penyuluh, Konselor, dan Terapist agama atau spiritual yang banyak dibutuhkan dalam berbagai sektor, sesuai dengan trend perkembangan saat ini yang butuh sisi spiritual dalam berbagai aspek kehidupan. Karena itu keahlian Jurusan BPI, diorientasikan kepada Keahlian Teoritik dan Keahlian Praktik di bidang bimbingan, penyuluhan, konseling, dan psikoterapi Islam.